A Little Talks About Marriage

by - 6:39 PM



Menikah,
Menikah adalah istilah yang entah..mungkin bagi sebagian orang dapat membawa kebahagiaan, tapi bagi sebagian orang juga itu seperti terrifying, just to even think about it.
Mereka yang menganggap itu sebuah kebahagiaan adalah I must say  karena sebuah alasan yang cliche, ya pasti karena cinta. Apalagi?
Kalo udah cinta pasti sebagian besar ingin berkomitmen, atau bisa juga untuk "mengklaim" bahwa pasangan kita udah jadi milik kita.
Bahagia juga karena akhirnya ketika bangun udah ga sendiri lagi atau bisa juga karena bisa membangun keluarga kecil sendiri: suami, istri, dan anak.
Must be fun huh and must be lovely to have a little happy family

Kenapa sih gue tiba-tiba bahas tentang pernikahan?
Random aja sih sebenernya, gue lagi diem aja pagi ini dan tiba-tiba kepikiran sebuah perkataan dari Tasya Kamila dan video dari Vice yang semalem gue tonton.

Lanjut dulu ya obrolan yang di atas
Sebagai perempuan, siapa sih yang gak mau punya keluarga bahagia dan selalu ada yang nemenin ngapa-ngapain?
Every girl or even every little girl has or HAD that dream. 
Kenapa gue bilang HAD? 
Ga bisa dipungkiri lah, pikiran perempuan atau anak perempuan itu kadang terlalu utopian.
Mudah terbuai sama hal-hal romantis yang kita lihat di FTV, sinetron, film, bahkan sekarang drama korea. 
Gausah jauh-jauh deh, anak perempuan pasti pernah punya impian buat bertemu sama pangeran berkuda putihnya kan. Princess and barbie movies of course. 
Well, sekarang yang perempuan cari adalah pangeran berkuda Ferrari kan.
Ga perlu mengelak, pasti semua mau, cuma ada yang mengejar dan yang biasa aja.
Sekarang juga perempuan banyak yang mikir ulang buat menikah, ya dengan banyak pertimbangan tentunya.
Dulu, gue pun pengen banget bertemu dengan my kind of prince. HAHA
Gue orangnya amat penuh dengan romantisisme.
Alay lah pokoknya.

Gue pun pengen banget nikah muda. (Karena ditargetin orang tua dan karena ga mau punya anak di umur tua)
ITU DULU.
I saw my sister married in the young age and she is very happy with her family, yet she still pursue her career and that's what amazes me. In the age of 31, she already has 2 kids and sucessful career.
Gue pengen banget kayak gitu, itu juga yang bikin gue pengen nikah muda.
Gue pengen punya karir yang sukses dan juga keluarga bahagia.
Tapi, setelah gue kalkulasi ulang, ga semudah dan secepat itu untuk gue punya karir profesional dan dibarengi dengan menikah trus berkeluarga.
My goal was 23, but I guess it's now 25 or up. 
Gue pengen sukses dulu biar ga bergantung banget sama suami HAHA.
That's what my mom always said, yet she wants me to be married at such a young age 
Kadang itu sih yang gue bingungin, dia terlalu berpaku sama my sister.
Dia sama gue punya latar belakang pendidikan yang berbeda ya, she was D2 and now gue mau lulus dulu S1.
Ya jelas dia punya waktu lebih banyak untuk mencari pengalaman kerja dan dulu emang udah punya pacar gitu pas kuliah, lah gue? yang deket aja gaada.
Oke, skip.

Ngomong-ngomong soal nikah ya, Tasya Kamila adalah salah satu panutan gue.
Dia berhasil menyelesaikan S2 baru nikah. 
Hebat banget sih, dia udah banyak melakukan hal yang mungkin jadi goals dia, jadi influence, dan akhirnya dia juga bisa menikah gitu dengan pasangan yang juga sepadan.
Trus kemarin gue lagi nonton TV trus ada acara gosip gitu lah, ngabarin tentang Tasya yang udah hamil. Emang ya dasar netizen kalo ga nyinyir tuh kayak ga nafas gitu. Pasti ada aja komennya.
Ya kalo dia hamil mah selamatin aja gitu gausah dikomen-komen.
Dibilang kecepetan hamil lah, kenapa sekolah tinggi2 kalo akhirnya jadi ibu rumah tangga doang.
HEY??? DIA PUNYA MIMPI NETIJEN. GA KAYA KALIAN YANG KOMEN DOANG.
Trus di wawancara si Tasya bilang "Emang salah jadi ibu yang berpendidikan?"
That words strucked me.
Orang-orang gak tau aja apa yang selama ini dia udah lakukan, pendidikannya dia ga sia-sia.
Jadi ibu juga bukan berarti pendidikannya gaakan terpakai.
Justru itu adalah nilai plus bagi dia dan anaknya nanti.

Besides, kemarin gue nonton di Vice tentang perempuan di China yang dibilang leftover atau sisa, karena banyak perempuan yang gak nikah muda.
Banyak banget kriteria disana untuk jadi calon istri, such as: ga tinggi-tinggi amat, GAK lebih dari 30 tahun, ga perlu berpendidikan banget.
Dan kalo mereka udah 30an ga nikah, mereka akan dijual di matchmaking market gitu sama orang tuanya buat dijodohin.
As you who doesn't know, China punya kebijakan one child policy biar ga kebanyakan anak dan tentunya yang diprioritasin itu anak laki-laki.
Jadi sebenernya lebih banyak populasi laki-laki dari perempuan yang bikin ga seimbang tuh masalah pasangan.
Iklan-iklan disana juga kebanyakan tentang pernikahan gitu.
Bayangin gak sih, perempuan ga boleh nikah tua dan lebih baik ga berpendidikan dan ga berkarir tinggi-tinggi yang penting nikah.
Woah, clearly not what I have in mind.
Sejak nonton itu kemarin,  gue jadi berpikir ulang untuk nikah muda.
Gue akan mencapai goals yang gue punya dulu baru akan mikir ke arah sana.

So, 
Girls, pursue what you want to pursue and love when it's time to love.
Don't be dependent, but be independent.

MOHON MAAP INI PANJANG BANGET.
Cuma mau berbagi aja, siapa tau ada yang punya pikiran sama hehe.
See you in the next post!
Ciao!
God bless xx




You May Also Like

0 comments