• Home
  • About
  • Contact
    • Email
    • Line
    • Instagram

TIKUU!

calm as blue, sweet as milktea

 

img source: Pinterest



Sempurna,
Sebuah kata yang terdengar indah
Manis didengar dan manis diungkapkan
Namun pada kenyataannya adalah kata yang paling tidak sempurna

Kata sempurna bagaikan pedang bermata dua
Dapat dipakai untuk memacu
Namun juga dapat memicu
Sekali lagi, sempurna bukanlah kata yang sempurna

Ya, definisi kata sempurna bagi setiap orang belum tentu sama
Sempurna untukmu, belum tentu sempurna untukku
Untuk itu, sempurna adalah kata yang paling menunjukkan sebuah ketidaksempurnaan
Karena tanpa kata sempurna, kita tidak akan memiliki ukuran atas sebuah kesempurnaan



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Image source: Pinterest


Beberapa orang takut untuk melakukan kesalahan
Beberapa orang takut mereka akan jatuh dalam kegagalan
Beberapa orang terlalu melihat jauh ke depan
Sehingga tidak melihat bahwa ternyata tepat di depan mata ada sebuah jawaban

Melakukan kesalahan itu hal yang wajar
Semua orang pasti pernah
Tapi, yang membedakan adalah bagaimana setiap orang memanfaatkan kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, demi mengembangkan diri dan mengambil langkah tepat di depan

Tidak apa untuk merasa lelah 
Tidak apa untuk merasa ingin menyerah
Tidak apa untuk merasa terengah-engah
Nafasmu yang penuh perjuangan itu mungkin tak semua orang dapat mengerti
Tidak apa untuk mengesahkan nafas panjang sesekali
Tidak ada yang akan menyalahkanmu
Karena usahamu hanya kamu yang tahu dan perlu kamu hargai dari dirimu sendiri dulu

Melakukan kesalahan bukanlah suatu ukuran kamu mengalami kegagalan
Kegagalan adalah ketika kamu tidak memilih untuk bangkit lagi dan melewati kesempatan yang sebenarnya bisa kamu raih

Walaupun semangat mungkin hanyalah sebuah kata bagimu sekarang,
Namun aku yakin, suatu saat pasti akan menjadi api yang membakar semangat juang
Jadi... Semangat!
Kamu sudah bekerja keras.

Listen to the voice over on spotify:
https://open.spotify.com/episode/5J6y7n4TcrlX7mDz63sguJ?si=-EEclibKSHKmyshYAzSuLg
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
img source: pinterest


Bila hari terasa berat, berhentilah sejenak.
Untuk apa? Ya, sesederhana karena kamu berhak.

Terlalu fokus di dunia yang begitu sibuk dan padat
Membuat kamu tak melihat, bahwa jiwa ragamu butuh istirahat

Berusaha ini itu rasanya tak sepadan
Bila tujuannya hanya untuk memperoleh pengakuan
Seperti apa validasi yang dirimu butuhkan?
Apakah sebatas followers yang berjumlah jutaan?
Pasangan yang idaman?
Atau pekerjaan yang mapan?

Terlalu fokus dengan itu semua, terkadang membuat kamu jemu sehingga lupa, 
Bahwa sesunguhnya ada yang jauh lebih penting untuk dijaga.
Kamu. Ya. Kamu yang selalu lupa bahwa dirimu berharga
Hanya karena melihat orang lain yang terkesan lebih luar biasa

Hidup setiap insan tak harus sama
Tidak ada yang ingin punya masalah yang sama
Tapi kenapa kesuksesan harus sama?
Kenapa harus punya pengakuan yang sama?

Ingat saja,

Keinginanmu,
Kesuksesanmu,
Kemampuanmu,
Kapasitasmu,
Hanya kamu yang tahu,

Jadi, jangan lupa rehat
Bila hari terasa berat
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Image souce: Pinterest


Manusia adalah makhluk sosial.
Dengan pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dasar kita adalah berkomunikasi.
I bet you all already know that, right?

Beberapa hari lalu, gue nonton program Unlock With Billy Boen dan salah satu narasumbernya adalah Dwika Putra, seorang founder dari Riuh Renjana Creative. Dia menjelaskan beberapa hal tentang berkomunikasi. 
Dia mengatakan bahwa delapan puluh persen (80%) hidup kita dihabiskan untuk berkomunikasi.
Yes, banyak banget kan? Kita secara tidak sadar menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk berkomunikasi.
Tapi, tidak semua orang suka berkomunikasi atau tidak merasa komunikasi itu penting dengan alasan “gue introvert” atau “gue lebih suka dengerin orang lain”.
Datang dari isu tersebut, disini gue akan bahas sedikit tentang apakah komunikasi sepenting itu dan sebenarnya lebih baik berbicara atau mendengarkan, sih? Dalam konteks ini, gue akan menyampaikan tentang berkomunikasi secara umum.
It’s basically just my opinion, feel free to discuss on the comment section!

IS COMMUNICATION THAT IMPORTANT?

Yes. It is THAT important.
Kenapa? Ya, sesimple karena kita mau ngapa-ngapain dan kalau butuh apa-apa butuh komunikasi.
Gini deh, kita mau delivery makanan aja kita butuh untuk komunikasi sama driver ojol.
Kita mau protes internet lemot harus telepon ke provider.
Bahkan kalau kalian bilang “gue introvert kok, ga suka ngomong sama orang, sukanya main game aja sama rebahan”.
Pasti kalian tau dong, mayoritas dalam game sekarang itu ada yang namanya fitur chat, add friends, guild, party, pvp, dan yang lainnya. Kecuali mainnya solitaire atau minesweeper ya.
Kalau mau bikin / gabung guild atau party pasti harus ngomong dulu dong, apalagi minta backup selama permainan.
Kalau mau request energy tambahan juga harus minta ke temen atau sesama pemain kan, walaupun tidak berbicara langsung, and you can’t deny that it is not communicating.
Komunikasi itu tidak hanya terpaku sama pertemuan tatap muka aja, tapi sekarang banyak juga komunikasi yang dilakukan secara virtual seperti chatting, webinar, video call, e-mail, podcast, dll.

Menurut penjelasan dari Dwika Putra, 5-15% komunikasi itu kita lakukan secara sadar, yang berarti kita perlu rencana dan berpikir sebelum ngomong. Ya mungkin kayak mau presentasi, rapat, dll.
Tapi, 85-95% komunikasi kita lakukan secara intuitif, yang berarti kita udah gak harus mikir lagi mau ngomong apa dan jawab apa. 
Misal, kalau kita angkat telepon secara otomatis kita akan jawab "halo".
Kalau kita di toilet dan ada yang ketok pintu, kita akan jawab “ada orang”, dan sebagainya.
Jadi, sebenarnya komunikasi itu banyak yang kita lakukan, tapi secara intuitif sehingga mungkin kita gak sadar itu merupakan bentuk komunikasi.
Di era sekarang ini, komunikasi bukan lagi hal yang “nice to have” tapi “must have”, karena orang bisa berkomunikasi tidak terbatas karena dia memang berbakat. Tapi, komunikasi itu bisa dilatih dan dipelajari.
Komunikasi juga sepenting itu karena kalau terjadi miskomunikasi akan menyebabkan kerugian, seperti salah ucap aja bisa bikin kita dikomentarin dan dimaki netijen.
Untuk itu, dengan media yang semakin luas dan mudah diakses, kitapun juga harus pintar-pintar memanfaatkan kemampuan berkomunikasi kita agar tidak menimbulkan kerugian, at least untuk diri kita sendiri.

Dalam perbincangannya dengan Billy Boen, Dwika juga bilang kalau repetisi itu membangun reputasi.
Tidak ada orang yang akan langsung percaya kalau kita bilang kita orang baik / pintar / hebat saat pertama kali ketemu. 
They should see what we do, what we have achieved, and how we acts sehingga hal-hal yang selalu kita lakukan itulah yang akan menjustifikasi perkataan kita dan baru orang bisa percaya kita baik / pintar / hebat setelah melihat apa yang kita lakukan.
REPETISI MEMBANGUN REPUTASI.
Jadi, jangan beralasan tidak bisa berkomunikasi karena kepribadian atau tidak punya bakat, karena di jaman ini semua harus sebisa mungkin memanfaatkan kemampuan berkomunikasinya.
Semua bisa dilatih! 

SHOULD I SPEAK OR SHOULD I LISTEN?

BOTH.
Kita harus bisa keduanya.
Basically, komunikasi memang membutuhkan dua pihak atau lebih. 
Biasanya terdiri dari komunikator dan komunikan. Si penyampai pesan dan pendengar atau penerima.
Dalam pertemuan tatap muka atau telepon, tentu berbicara dan mendengarkan itu penting.

Kita tidak bisa hanya pintar berbicara saja, tapi tidak mau mendengarkan orang lain karena itu akan menjadi rude atau tidak sopan bahkan arogan.
Kita tidak bisa hanya mau mendengarkan saja, tapi tidak mau berbicara karena itu akan dipandang coward, apatis, atau tidak bisa berpendapat.
Kita harus bisa menyeimbangkan keduanya, karena ketika kita berbicara, kita butuh feedback atau respon. 
Pasti kita juga gak suka dong, lagi ngomong atau cerita terus gak ada yang respon.
Di sisi lain, kita juga harus bisa mendengarkan orang lain yang sedang berbicara dan menghargai waktu mereka berbicara. 
Kita tidak bisa semaunya dan hanya mau kita aja yang bicara, orang lain gak boleh, itu namanya egois.
Berbicaralah seperlunya dan dengarkan opini orang lain juga.
Semua ada bagiannya dan semua butuh porsinya masing-masing.

Menurut gue, seseorang yang bisa berkomunikasi bukan hanya tentang seberapa bagusnya dia bisa berbicara, berpidato, atau menyampaikan pendapat. 
Tapi, bagaimana dia bisa menyeimbangkan waktu berbicaranya dan waktu mendengarkan orang lain juga.

Berbicara dan mendengarkan tidak hanya sebatas tatap muka aja.
Menurut gue, menulis status, artikel, postingan, atau membuat podcast / vlog juga merupakan bentuk berbicara dalam bentuk tulisan dan berbicara secara virtual melalui video atau media podcast.
Mendengarkan dalam bentuk kita membaca, menonton video, dan mendengarkan podcast.
Dalam hal inipun, kita harus bijak dalam berkomunikasi.
Sampaikanlah hal-hal yang patut dan sepantasnya ditulis atau dibuat konten video / podcast.
Dalam memberikan feedbackpun, sampaikanlah komentar yang juga sepantasnya dan seperlunya.
Untuk itulah, kemampuan berkomunikasi sebenarnya harus terus diasah dan juga dipahami secara moral.

Gue membahas inipun sebagai pelajaran bagi gue untuk bisa lebih baik lagi dalam berkomunikasi, baik secara langsung ataupun secara virtual.
Banyak banget kejadian yang seharusnya tidak terjadi karena kesalahan berbicara atau terlalu bebas berbicara, kalau penyampaiannya dilakukan secara pantas, terstruktur, dan sesuai pada situasinya.
Kolom komentar juga seharusnya tidak diisi dengan kata-kata makian atau yang menyudutkan karena semua bisa diubah dengan kata-kata yang lebih konstruktif atau membangun.

Jadi, berkomunikasi itu penting dan ya, kita harus berkomunikasi! Baik secara sadar atau tidak sadar karena itu merupakan kebutuhan kita, terutama di era 4.0 ini.
Tidak usah lagi menjadikan kepribadian atau bakat sebagai alasan tidak bisa berkomunikasi. 
Mungkin kalian cuma tidak mau bukan tidak bisa?
Bijaklah dalam berbicara dan mendengarkan, karena keduanya harus seimbang.
Last but not least, terima kasih sudah membaca dan kalau ada pendapat lain bisa banget komen di kolom komentar ya. 
I’d love to see another opinion from the readers.
Also, STAY SAFE EVERYONE!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image source: Pinterest


Tahun berganti baru
Masa berlaku resolusi sudah berlalu
Menjejaki tanggal satu dimulai dengan ragu

Bagaimana tidak,
Genangan air datang mendadak
Setelah kemarin menyambut awal dengan semarak

Berbagai kabar berita mengusik pikiran
Tahun ini seakan tidak ada ketenangan
Rencana selama setahun mungkin hanya tinggal angan

Tidak pernah terduga, 
Kita akan menjadi pahlawan dengan berada di rumah saja
Tidak pernah terduga,
Bersilaturahmi seakan membawa bahaya
Tidak pernah terduga,
Tenaga medis rasanya tersedia sangat sedikit di dunia

Tahun ini seperti membawa cerita yang tidak ada habisnya
Beberapa mungkin menganggapnya derita
Tapi, jangan dulu cepat-cepat merasa putus asa
Karena Sang Pencipta masih menyimpan bagian terbaiknya

Anggap saja ini suatu cara memperbaiki  bumi
Jadikan juga sebagai alasan untuk memperbaiki diri
Ada saatnya semua akan berhenti
Namun, selama musim belum berganti
Percayalah, masih ada musim semi di tengah pandemi
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
image source: pinterest


Suatu pagi di sebuah gerbong kereta
Aku duduk sendiri menunggu waktu keberangkatan tiba
Tak lama, seorang lelaki duduk di sampingku tanpa sapa
Kudengar hingar-bingar bercampur tawa
Ternyata sekumpulan ibu-ibu yang asyik berfoto ria
Lalu, tak sengaja kudengar seorang ibu bertanya,
Kepada lelaki di sampingku yang nampaknya seorang pegawai swasta
Sang ibu berkata “Kalian pasangan ya?”
Kudengar lelaki itu berkata “Tidak” sambil menggeleng kepala kurasa
Ya, kutak berani menoleh bodohnya

Lucu rasanya mempunyai pasangan di dalam kereta
Belum sempat kulihat rupanya, sang lelakipun bersiap untuk meninggalkan kereta
Stasiun Bekasi, tujuan kita berbeda ternyata
Hei lelaki di kereta, apakah kau akan menjadi bagian cerita hidupku selanjutnya? Atau hanya lewat saja?

-Tiku-

NB: Berdasarkan kisah nyata sewaktu aku masih kuliah ;)


Share
Tweet
Pin
Share
No comments



Image source: Pinterest


Halo, salam hangat bagi kalian yang membaca ini.

Gue akhirnya kembali setelah rehat begitu lama setelah kesibukan skripsi dan kawannya.
Setelah sekian lama away from blog, banyak juga kejadian terjadi dalam hidup gue.
Sebelum memulai, gue cuma mau bilang stay safe bagi kalian yang sedang social distancing di rumah atau yang masih harus beraktivitas di luar rumah. Semangat!

Okay, jadi sesuai judulnya, kali ini gue mau berbagi opini gue tentang 'ghosting'.

Apa sih 'ghosting' itu?
Well, dalam arti gampangnya adalah menghilang tanpa penjelasan.
One thing, it sucks!
Pernah atau sedang mengalami? Ya, gue yakin sebagian besar dari kalian mungkin akan relate dengan pembahasan ini.
Guepun pernah. A FEW TIMES. Ga cuma sekali, tuh.
Ya nyebelin banget, sih memang, karena dengan orang tiba-tiba hilang, tuh bikin kita jadi berasumsi. Ya gak sih?
At the end, kita mulai nethink dan berpikir kalo kita yang salah, atau ada sesuatu yang salah dari diri kita sampai bikin orang itu tiba-tiba hilang.
Guepun kayak gitu gaessss. Beberapa kali orang chat gue, di saat udah enak nih, seru ngobrol gitu ya, tiba-tiba ada aja gitu mereka yang tau-tau hilang dari peradaban.
Karena gue tipe yang nekad, kepo, dan gregetan, beberapa kali akan gue chat duluan tuh.
Mancing, kali aja kalo dibales, berarti masih ada kesempatan buat nanya kenapa kemarin dia ngilang atau ga bales.
Kadang ada yang bales, kadang engga juga.
Well, at least I've done my part, jadi gue gak kepo lagi. 
Tapi, kadang-kadang jadi kepikiran 'memang gue kenapa? gue ada salah ya?'

Jujur, gue adalah orang yang keselll banget kalo orang 'ghosting'.

Tapi, emang gue ga pernah gitu 'ghosting' ?
wah, YA PERNAH LAH.
Kalo mau jujur juga, 'ghosting' adalah cara paling aman dan nyaman untuk menghindari orang-orang yang menurut gue sudah tidak sreg lagi untuk diajak berkomunikasi.
I've been a jerk memang at some occasions. Tapi, itu karena gue memang bener-bener gak mau ngobrol lagi aja gitu, either mereka annoying atau secara pribadi saya kurang suka hehe. 
MAAF BAGI KALIAN YANG MENJADI KORBAN SAYA.

According to the BuzzFeed and SciShow Psych video that I watched yesterday, orang-orang bisa 'ghosting' karena beberapa hal, mulai dari tidak nyaman sampai insecure.

YES, sometimes people ghost out because they feel they aren't capable to carry on the relationship further.
WHICH, kadang-kadang merupakan pikiran di satu pihak aja. Belum tentu pihak lain merasakan yang sama.
BETUL NETIJEN?
Ya, kalo menurut gue pribadi, untuk masalah yang berhubungan dengan dua orang, lebih baik didiskusikan dong. Gak bisa tiba-tiba yang satu merasa tidak mampu, tapi pihak yang lain tidak tahu hal itu dan tiba-tiba ditinggalin.
Kadang orang itu juga takut mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka, sampai-sampai harus menghilang tanpa penjelasan. 
Kenapa sih? Takut mengecewakan orang? Takut menyakiti? Takut membebani? 
But the last option is 'ghosting'?
THAT LEADS TO SO MANY ASSUMPTIONS, MY FRIEND.

Di BuzzFeed video itu banyak juga yang cerita tentang pengalaman mereka tentang 'ghosting'. 

Ya banyak sih, ada yang mulai dari kalo mau ketemuan tiba-tiba di cancel, and it goes on sampai dia hilang.
Ada juga yang terjebak diantara dua pilihan laki-laki, sampai dia merasa nyaman dengan salah satunya dan mulai perlahan menghilang dari lelaki yang lain.
Ada juga yang di 'ghosting' sampai menimbulkan trust issues ke orang lain sampai 2 tahun lamanya.
WOW. What a side effect of 'ghosting'.

Jadi, ya menurut gue pribadi semua lebih baik diomongin sih.

Kalau merasa tidak nyaman, bilang.
Kalau merasa bosen, bilang.
Kalau merasa tidak mampu, bilang.
Kalau merasa tidak bisa cerita, bilang.
Kalau tidak suka, bilang.
Kalau butuh waktu, bilang.
It's better to be straightforward than be a coward.
I'm truly sorry for all the people that I have ghosted.
I am trying to push away the coward in me.

Bagi kalian yang merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan, cobalah ditumpahkan.

Karena siapa tahu orang lain justru menantikan dan bersedia mendengarkan.
Bagi kalian yang takut akan reaksi dan respon, coba dulu disampaikan.
Siapa tahu, reaksi mereka tidak seperti apa yang kamu pikirkan.

Kalo kata anak jaman sekarang sih, 

'kalo bosen bilang, jangan tiba-tiba ngilang' :)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

About me



A girl,
with infinity charms inside.
A unique creature crafted by God.
A girl,
who resembles an artpiece,
not everybody can understand it, but a special person will.

SIGNATURE

Categories

  • #PantauGambut
  • Intermezzo
  • Life Story
  • Opinion
  • Opinion Section
  • Pantau Gambut
  • Poetry
  • Restorasi Gambut
  • Sajak
  • Slice of Life

recent posts

Catch Me Up on IG!

Spotify

Followers

Chatbox

Blog Archive

  • ▼  2021 (1)
    • ▼  January (1)
      • Sempurna = Ketidaksempurnaan
  • ►  2020 (6)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  March (2)
  • ►  2019 (3)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2018 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  June (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (8)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2016 (17)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (9)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (3)
    • ►  November (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (4)
Facebook Twitter Instagram Pinterest

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates